Adidas dan Nike
Adidas adalah sepatu buatan Jerman. Perusahaan ini didirikan oleh Adolf Dassler. Nama Adidas berasal dari nama pendirinya, yaitu “Adi” dari kata Adolf dan “Das” dari kata Dassler, sehingga bila digabung akan menjadi nama Adidas. Adidas mulai memroduksi sepatu pada tahun 1920-an di Herzogenaurach, dekat Nuremberg, Jerman. Adik dari Adolf, yaitu Rudolf Dassler, mendirikan perusahaan serupa yang diberi nama Puma, yang saat ini menjadi salah satu kompetitor Adidas. Pada Agustus 2005, Adidas mengakuisisi salah satu rivalnya, yaitu Reebok, dalam upaya untuk memperketat persaingan dengan kompetitor terbesarnya, Nike. Saat ini, Adidas telah mengglobalisasi dan menguasai di bidang industri produk olahraga dan menawarkan portofolio yang begitu luas di seluruh dunia. Strategi yang dimiliki oleh Adidas sangat simple, yaitu memperkuat brand secara terus menerus dan melakukan improvisasi posisi kompetitif.
Sedangkan Nike didirikan oleh Phil Knight, seorang pelari jarak menengah dan mahasiswa akuntansi di Universitas Oregon, bersama pelatih Bill Bowerman Phil. Cinta mereka pada olahraga membuat mereka selalu bersama, dan mereka juga memiliki cinta kepada teknologi sepatu olahraga dan pakaian. Nike, Inc. adalah salah satu perusahaan sepatu, pakaian dan alat-alat olahraga Amerika Serikat yang merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Mereka terkenal karena mensponsori beberapa olahragawan terkenal di dunia seperti Tiger Woods, Imam Teguh Islamy, Ronaldo dan Michael Jordan. Produk sepatu dan pakaian olahraga Nike dengan mudah diidentifikasi oleh khas logo perusahaan, para “swoosh” tik, dan slogan “Just Do It”.
Strategi bersaing Nike vs Adidas dengan mengunakan Teknologi
Dunia perlengkapan olahraga (Apparel) sepertinya tak bisa terlepas dari dua brand besar yang sudah lama mendunia yaitu Nike dan Adidas, hampir semua lini produk kedua brand tersebut mengusai pasar domestik, ini bisa di liat dari outlet yang tersebar di berbagai kota. Tak ketinggalan juga barang ‘KW’ yang beredar hampir disetiap pedagang kaki lima.
Karena Brandminded nya yang keterlaluan, orang Indonesia khususnya anak muda, lebih suka memakai produk dengan merk Nike atau Adidas ‘KW’ dari pada merk lokal asli seperti League maupun Specs. Tak bisa dipungkiri, promosi yang efektif dan terus menerus menjadi kunci kedua brand tersebut merebut hati konsumen. Bisa kita buktikan saat ada pertandingan sepak bola atau futsal, hampir semua ada brand Nike atau Adidas.
Tapi, menurut saya yang cenderung lebih suka produk Nike, terdapat nilai lebih dan kurang dalam dua produk ini. Bahasan dalam tulisan ini berkaitan dengan teknologi produk dan juga model model terbaru plus endorse pemain siapa yang menang.
Teknologi Nike vs Adidas
Saya akan membahas lebih ke teknologi terbaru yang dimiliki kedua produk ini, Karena jika dirunut mulai awal sejarah munculnya produk ini, akan sangat panjang pembahasannya.
Terbaru, Nike mempunyai teknologi ACC, ini adalah teknologi yang dipersiapkan produsen apparel asal amerika serikat ini untuk menyambut musim semi dan musim hujan. Sementara, adidas belum mengeluarkan teknologi sejenis untuk mengimbangi inovasi ini.
Dalam menyambut isu global warming Nike juga berinovasi dengan mengeluarkan teknologi terbarunya yang bernama Green Speed. Teknologi ramah lingkungan ini dikaitkan dengan produk sepatu yang diproduksi terbatas, sehingga selain melestarikan lingkungan, produk ini terasa eksklusif. Adidas, lagi-lagi, belum punya produk pembanding untuk dipilih konsumen.
Teknologi terakhir yang didengar pada sepatu bola Adidas adalah teknologi Chip Micoach, yang pada awalnya hanya di gunakan untuk seri sepatu yang digunakan oleh megabintang lapangan hijau, Lionel Messi yaitu Adidas F50, yang pada akhirnya digunakan pada hampir seluruh sepatu bola Adidas.
Penjualan Nike vs Adidas
Biasanya yang menjadi tolok ukur keberhasilan suatu inovasi dua produk tersebut adalah even-even sepak bola besar di dunia. Sejak perhelatan Euro 2012 penjualan sepatu bola Adidas terjadi penurunan, jauh dari yang di harapkan, kondisi berbeda ditunjukkan Nike, yang mengeluarkan seri spesial euro lewat seri Clash-nya, penjualan sepatu Nike lewat sepatu futsal nike victory clash nya, bisa dikatakan sukses selama euro 2012 berlangsung.
Ini sangat berbanding terbalik dengan seri Adidas LZ yang merupakan edisi khusus euro 2012. Launching dilakukan saat euro 2012 berlangsung, tapi penjualan masih lebih dari yang di harapkan, penyebabnya bisa karena kurangnya biaya iklan adidas lewat endorse pemain. Hal yang terjadi juga kebanyakan pemain sepak bola yang di endorse justru malah duduk di bangku cadangan.
Keunggulan yang dimiliki Adidas mungkin adalah di tingkat harga, di mana harga sepatu Adidas lebih murah dengan kualitas lebih baik dan lebih nyaman (menurut survey yang saya lakukan kepada beberapa pemakai Adidas). Ini yang biasanya di sukai para pemakai Adidas, perbandingan produk Adidas dan Nike dengan harga yang sama, produk adidas biasanya lebih enak dipakai.
Sangat menarik mencermati pesaingan sepatu bola kedua merk di atas terutama munculnya teknologi maupun desain terbaru yang sebelumnya gak pernah terlintas dibenak kita. Saran saya, sebagai konsumen yang tidak punya penghasilan dari sepak bola cukuplah menyimak dan membeli seri turunan aja, karena kondisi lapangan di Indonesia yang tidak bisa mengakomodasi sepatu, membuat sepatu jadi cepat rusak.
Berikut ini adalah persaingan-persaingan yang telah terjadi antara Nike dan Adidas :
1. Persaingan Sponsor Kostum Klub
Persaingan pertama dapat dilihat dari kostum klub besar Eropa yang disponsori oleh Nike dan Adidas. Keduanya sama – sama mensponsori 4 klub besar Eropa, dan uniknya lagi, 4 klub yang disponsori oleh Nike semuanya musuh bebuyutan 4 klub yang disponsori oleh Adidas. Itu menggambarkan betapa sengitnya pertempuran dingin antara Nike dan Adidas.Seperti yang kita ketahui, Nike mensponsori Arsenal, MU, Barcelona, dan Intermilan. Bandingkan dengan Adidas yang mensponsori Liverpool, Chelsea, Madrid, dan AC Milan. Dari tiap liga besar di Eropa Nike dan Adidas saling menancapkan kukunya di masing – masing tim seakan ingin saling mengobarkan bendera perang.
2. Persaingan Sponsor Pemain
Persaingan kedua dapat dilihat dari pemain sepakbola yang menjadi brand Ambbasador dari Nike maupun Adidas. Setiap pemain yang disponsori oleh Nike maupun Adidas adalah bukan sembarangan pemain. Nike maupun Adidas hanya akan mensponsori pemain – pemain muda pontensial yang berpotensi untuk menjadi yang terbaik di dunia. Tujuannya apa ? Tentunya jika sang pemain akhirnya memperoleh penghargaan pribadi semisalnya Ballon d’Or ( Pemain Terbaik Eropa ), atau misalnya World Player of The Year, tentunya Adidas dan Nike akan semakin terkenal dan akan merasa bangga karena pemainnya menggunakan sepatu yang mereka rancang.Siapa yang tahu persaingan ketat antara Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo ? Yang satu disponsori oleh Nike dan satu disponsori oleh Adidas. Messi digandeng Adidas, Ronaldo digandeng Nike.
3. Persaingan sepatu andalan masing – masing
Masing – masing brand berusaha yang terdepan untuk mengeluarkan produk yang memiliki kelebihan dan kelemahan masing – masing. Produk Nike yang diandalkan adalah T90, Mercurial, Tiempo, sedangkan Adidas bersaing dengan Predator, F50, dan Adipure.
4. Persaingan Kostum Timnas
Disini persaingan sama seperti persaingan kostum klub, Nike maupun Adidas sama – sama menggaet tim – tim besar Eropa yang satu sama lain dapat dikatakan saling bermusuhan. Ketika Argentina digaet Adidas. Brazil digaet oleh Nike. Di Eropa Adidas menggaet Jerman, Spanyol, Perancis, sedangkan Nike menggaet Portugal dan Belanda.
Strategi bersaing nike dan adidas kedepannya
Nike secara resmi baru saja meluncurkan sepatu barunya, Magista, yang didukung teknologi Flyknit milik mereka di mana bagian atas sepatu dibuat dari bahan sintetis yang dijahit khusus.
Teknologi ini sudah digunakan pada sepatu-sepatu basket dan jogging milik Nike, dengan tujuan untuk menciptakan produk yang ringan namun juga tahan lama. Di sepakbola, pemain Spanyol Andres Iniesta dan penyerang Jerman Mario Goetze, termasuk yang dilibatkan dalam pengembangan sepatu ini.
Edwards mengatakan, para pemain mengaku menginginkan sepatu yang bisa terasa seolah telanjang kaki tapi kuat di ujungnya. Bagi pencinta sepakbola yang ingin mengikuti idolanya mengenakan sepatu ini, sayangnya, mungkin perlu merogoh kocek cukup dalam, karena harganya saat ini dibanderol 275 dolar AS (Rp3,1 juta) per pasang.
Sedangkan Adidas, sementara itu, sudah lebih dulu meluncurkan versi sepatu Samba warna-warninya sebagai bagian dari empat produk terbaru. Tapi mereka juga berencana memperkenalkan sepatu “jahitan” pada pertengahan Maret ini. Menurut Hainer pula, teknologi ini punya potensi dikembangkan sesuai ke arah mana dan bagaimana produk sepatu-sepatu Adidas dibuat. Di sisi lain, teknologi ikut berbicara dalam hal desain kaus. Menurut pihak Adidas, kaus-kaus mereka di PD ini lebih ringan 50 persen ketimbang produk sebelumnya. Diketahui, sebanyak delapan tim akan menggunakan Adidas di PD mendatang, termasuk di antaranya juara bertahan Spanyol, juga Jerman dan Argentina.
Kesimpulan
Teknologi informasi memiliki banyak peranan dalam membantu perusahaan dan memecahkan masalah. Membantu perusahaan dalam : meningkatkan produktivitas, meningkatkan efektivitas, meningkatkan efisiensi, meningkatkan mutu, meningkatkan kreativitas, Problem solving (pemecahan masalah). Kegunaan utama teknologi infrormasi adalah membantu dalam pemecahan masalah dengan kreativitas tinggi dan membuat manusia semakin efektif dalam memanfaakannya.
Salah satu contoh Persaingan antara perusahaan adidas dan nike adalah persaingan global pada masa sekarang ini telah, yang telah menciptakan peluang dan tantangan bagi perusahaan yang ingin berperan dengan posisi kuat. Arena persaingan global telah menjadikan lingkungan bisnis telah berubah secara radikal dalam waktu yang relatif singkat (turbulence) serta persaingan antar perusahaan semakin ketat. Salah satu faktor kunci untuk menentukan keberhasilan dalam persaingan tersebut adalah melalui upaya peningkatan keunggulan bersaing perusahaan. Pendekatan yang mungkin dapat diterapkan bagi perusahaan pada kondisi seperti sekarang ini adalah melalui aliansi strategis.
Era globalisasi dan perdagangan bebas membuat persaingan bisnis semakin ketat. Ketatnya persaingan pasar dan perubahan – perubahan yang terjadi di pasar membuat para pemasar harus menerapkan sebuah strategi yang tepat untuk dapat bertahan dan mengikuti perubahan pasar serta bahkan tampil sebagai pemimpin pasar.
ceh, kayaknya kalo di persentasikan lebih dari lima menit ni. pergunakan waktu sebaik-baiknya sob
BalasHapusnice
BalasHapus